Minggu, 29 September 2013

Bisnis Kroto, Caranya Mudah dan Uangnya Berlimpah

Pecinta burung kicau, pasti sudah tidak asing dengan istilah kroto, yaitu telur semut rangrang atau Oecophylla Smaragdina. Kroto banyak digunakan untuk pakan burung dan juga ikan.
Permintaan kroto cukup tinggi, terutama dari para pecinta burung kicau. Padahal, keberadaannya di alam terbatas. Bahkan, pasokan kroto di alam kian berkurang dengan semakin berkurangnya hutan. Kroto juga berkurang saat musim hujan. Padahal permintaannya  cenderung naik.
Makanya, pembudidayaan semut rangrang mulai dilakukan. Salah satu pembudidaya adalah Ajiponto di Yogyakarta. Ia terjun di budidaya semut rangrang sejak tahun lalu, lantaran melihat peluang bisnis yang cerah.
Menurutnya, tiap bulan, permintaan kroto atau telur yang dihasilkan semut rangrang terus meningkat. Maklum, permintaan tak hanya datang dari pecinta burung kicau, melainkan juga dari pemancing ikan. Mereka memanfaatkan kroto sebagai umpan yang ditebar di kolam pemancingan demi memanggil para ikan.
Kalau Senin hingga Jumat biasanya yang beli kroto adalah para pecinta burung kicau. Tapi, kalau Sabtu dan Minggu, pembeli kroto didominasi para pemancing ikan, papar pria 36 tahun ini, seperti dikutip dari suara pengusaha.com.
Ajiponto menjual bibit semut rangrang, kroto, serta memberikan pelatihan cara budidaya. Satu toples berisi sebuah sarang semut rangrang dibanderol Rp 100.000. Sebuah sarang biasanya berisi ribuan semut rangrang. Sedangkan, satu kilogram (kg) kroto dihargai Rp 150.000.
Dalam sebulan, ia bisa menjual sekitar 40 kg kroto dan 200 sarang. Artinya, tiap bulan Ajiponto bisa mengantongi omzet Rp 26 juta.
Pebudidaya lain, yaitu Joko Septyawan yang berdomisili di Bantul, Yogyakarta. Ia sudah berkecimpung dalam budidaya semut rangrang sejak dua tahun silam.
Tadinya, sama seperti Ajiponto, ia juga menjual kroto serta bibit semut rangrang (sarang). Tapi, sekarang saya lebih fokus pada penjualan bibit, karena permintaannya terus meningkat, tutur Joko.
Satu toples bibit semut ukuran 2 liter dibanderol dengan harga Rp 175.000. Sementara, untuk toples ukuran 5 liter dilego Rp 350.000. Tiap bulan, setidaknya ia bisa meraih omzet Rp 3,5 juta.

www.TernakGemilang.blogspot.com

www.indorizkytop.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar